Pembiayaan dengan Invoice Financing, Apa Maksudnya Ya?
Dalam dunia bisnis, kita juga mengenal pembiayaan dengan invoice financing. Sudahkah Anda akrab dengan istilah ini?
Pemilik bisnis pastilah kerap menghadapi banyak tantangan dalam usahanya mengembangkan bisnis. Salah satunya adalah pengelolaan cash flow alias arus kas. Tantangan terbesarnya adalah ketika harus menunggu pencairan invoice oleh pelanggan, yang kadang memakan waktu yang cukup lama. Ini tentu jadi masalah tersendiri, lantaran pemasukan bisnis jadi terhambat, sedangkan butuh juga untuk pengeluaran.
Kalau dibiarkan, cash flow bisa negatif, dan ini berarti ancaman besar untuk bisnis tersebut.
Nah, di sinilah pembiayaan invoice financing dapat membantu si pemilik bisnis. Yuk, kita lihat lebih jauh mengenai invoice financing ini.
Apa Itu Invoice Financing?
Invoice financing merupakan metode pembiayaan dengan menggunakan invoice pelanggan yang belum cair sebagai jaminannya. Dengan demikian, pemilik bisnis bisa mendapatkan pinjaman dana yang bisa dipakai sebagai ongkos operasionalnya, sedangkan si pihak pemberi pinjaman mengambil alih invoice tersebut sebagai agunan dana yang dipinjamkan.
Saat invoice sudah cair dan ada dana masuk, maka dana yang masuk akan dipakai sebagai pengembalian dana dari peminjam kepada pemberi pinjaman.
Dengan begini, arus cash flow bisnis tidak tersendat dan operasional pun bisa berjalan seperti biasa.
Masih bingung cara kerjanya? Simpel banget kok.
Biasanya pihak pemberi pinjaman akan meminta pemilik bisnis untuk memberikan berbagai dokumen sebagai bahan analisis. Proses analisis dan verifikasi ini penting, karena di sini pihak pemberi pinjaman akan menentukan mitigasi risiko dan seberapa besar pinjaman bisa diberikan.
Dokumen yang diminta biasanya berupa:
- Akta perusahaan dan perubahannya jika ada
- Dokumen perusahaan seperti SIUP, TDP, NPWP
- Identitas pemilik bisnis, atau yang tercantum dalam akta perusahaan
- Rekening bank 6 bulan terakhir
- Laporan keuangan dalam periode tertentu, misalnya setahun atau dua tahun terakhir
- Laporan penjualan dan pembelian dalam periode tertentu, seperti halnya laporan keuangan
- Dokumen MoU, PO, Invoice, and BAST/DO perusahaan dan klien
Ketika dokumen sudah masuk, dan semua terverifikasi dengan baik, pihak pemberi pinjaman akan mulai memproses pencairan dana pinjamannya. Rata-rata, dana yang dicairkan akan sebesar 70 – 80% dari total invoice yang diagunkan.
Jumlah limit, bunga pinjaman, dan beberapa hal lain akan disepakati bersama dalam proses ini.
Mengapa Memanfaatkan Invoice Financing?
Selain bisa dilakukan untuk mendapatkan dana segar untuk operasional bisnis, invoice financing ini punya beberapa keunggulan dibandingkan jenis pinjaman modal usaha lainnya.
1. Proses relatif cepat
Menunggu invoice cair itu sungguh menguji kesabaran, ya kan? Satu sisi, Anda butuh sekali dana untuk operasional. Namun, di sisi lain, Anda ingin memberi kesempatan juga bagi pelanggan Anda untuk memproses pembayaran sesuai prosedur mereka. Bisa jadi, pelanggan Anda juga harus menunggu invoice lain untuk cair juga agar bisa mencairkan invoice Anda.
Yah, namanya juga usaha. Semua adalah soal perputaran uang.
So, invoice financing dapat menjadi solusi, karena pencairannya relatif akan lebih cepat ketimbang prosedur pencairan invoice dari pelanggan. Biasanya dalam hitungan hari, pinjaman dana sudah akan masuk. Tergantung kebijakan pemberi pinjaman tentunya.
2. Terjamin
Bagi pihak pemberi pinjaman, invoice financing juga lebih banyak menawarkan keuntungan. Salah satunya adanya jaminan pembayaran melalui invoice peminjam dana kepada pelanggannya. Risiko gagal bayar pun bisa diminimalkan. Mitigasi risiko akan menjadi lebih baik.
Tentunya hal ini juga memberikan rasa lebih aman kepada pihak peminjam dana. Dengan sudah adanya jaminan, Anda pun bisa memanfaatkan dana pinjaman dengan sebaik-baiknya tanpa rasa waswas lagi.
3. Lebih mudah ketimbang prosedur pinjaman bank
Proses pengajuan pinjaman invoice financing ini juga relatif lebih mudah ketimbang jenis pinjaman lain, karena adanya agunan invoice tersebut. Pinjaman dari bank, misalnya, akan butuh proses analisis dan verifikasi yang cukup panjang.
Bank juga biasanya akan meminta jaminan berupa fixed asset. Sayangnya, tak semua pemilik bisnis memilikinya, apalagi jika bisnis Anda masih skala mikro dan kecil. Syarat dari bank inilah yang biasanya paling sulit dipenuhi.
Tetapi dengan invoice financing—dengan jaminan berupa bukti invoice—Anda, pemilik bisnis mikro dan kecil tak perlu khawatir lagi. Pinjaman dana akan bisa Anda dapatkan dengan segera.
Di Mana Bisa Mendapatkan Pinjaman Invoice Financing?
Tentu saja, Anda harus memastikan bahwa pihak pemberi pinjaman merupakan pihak yang memang dapat dipercaya. Jika ingin meminjam dana dari fintech, pastikan platformnya sudah terdaftar menjadi anggota AFPI dan berizin resmi dari OJK.
Beberapa anggota AFPI yang menyediakan fasilitas invoice financing antara lain Modalku, Koinworks, Investree, dan beberapa platform lain yang bisa Anda telusuri di bagian Anggota AFPI.
Kesimpulan
Nah, bagaimana? Semoga bisa menjadi solusi untuk pembiayaan bisnis Anda ya. Yang pasti, sekali lagi, hanya meminjam dana dari platform yang legal; sudah menjadi anggota AFPI dan sudah berizin resmi dari OJK. Jangan libatkan diri Anda—terutama bisnis Anda—dengan platform pinjaman online ilegal. Yuk, edukasi diri Anda sendiri sehingga terhindar dari berbagai macam masalah yang berpotensi terjadi.